Indonesia
merupakan salah satu negara di dunia dengan sumber alam yang besar. bahan bakar mineral, lemak dan minyak
hewan/nabati, karet dan barang dari karet, bijih, kerak dan abu logam, serta
tembaga merupakan 10 besar produk ekspor Indonesia.
Dengan sumber alam
yang begitu besar tersebut, Indonesia patut diperhitungkan dalam kancah
internasional. Hal ini terbukti dari terpilihnya Indonesia menjadi negara
anggota penuh forum terhormat G-20. G-20 adalah suatu organisasi internasional
yang beranggotakan negara-negara yang mempengaruhi ekonomi dunia dari ratusan
negara. (http://www.primkokas.co.id/component/content/article/61-folder-category-news-update/165-kemajuan-ekonomi-ri-bukan-karena-inovasi.html)
Akan tetapi, pengaruh
kita terhadap perekonomian dunia masih bertumpu pada suumber daya alam
Indonesia. hal ini terbukti dari paten internasional yang didaftarkan Indonesia
hanya berjumlah enam buah sampai tahun 2009. Padahal, anggota penuh G-20 yang
lain sudah mendaftrakan paten internasionalnya sampai puluhan ribu. (http://www.primkokas.co.id/component/content/article/61-folder-category-news-update/165-kemajuan-ekonomi-ri-bukan-karena-inovasi.html)
Hal diatas
menunjukkan bahwa sumber kemajuan ekonomi indonesia hanya bertumpu pada sumber
daya alam saja. Peran sumber daya manusia indonesia dalam menciptakan inovasi
produk sebagai sumber perekonomian masih belum bisa diandalkan.
sumber kemajuan ekonomi indonesia yang hanya bertumpu pada kekayaan sumber daya alam dan bukan karena kemampuan sumber daya manusia ini disebut theory resource curse atau teori kutukan sumber daya alam. Boediono mengungkapkan bahwa dalam ’teori kutukan sumber daya alam’, mereka yang dikaruniai sumber daya alam melimpah justru menjadi bangsa yang tidak maju-maju jika tidak hati-hati dalam mengelolanya. Sumber daya alam yang melimpah cenderung membuat manusia agak santai dan malas karena tinggal mengambil dan menjual SDA yang ada tanpa perlu susah-susah mengolahnya. (http://www.primkokas.co.id/component/content/article/61-folder-category-news-update/165-kemajuan-ekonomi-ri-bukan-karena-inovasi.html).
sumber kemajuan ekonomi indonesia yang hanya bertumpu pada kekayaan sumber daya alam dan bukan karena kemampuan sumber daya manusia ini disebut theory resource curse atau teori kutukan sumber daya alam. Boediono mengungkapkan bahwa dalam ’teori kutukan sumber daya alam’, mereka yang dikaruniai sumber daya alam melimpah justru menjadi bangsa yang tidak maju-maju jika tidak hati-hati dalam mengelolanya. Sumber daya alam yang melimpah cenderung membuat manusia agak santai dan malas karena tinggal mengambil dan menjual SDA yang ada tanpa perlu susah-susah mengolahnya. (http://www.primkokas.co.id/component/content/article/61-folder-category-news-update/165-kemajuan-ekonomi-ri-bukan-karena-inovasi.html).
Potensi sumber daya alam bagaikan
pedang bermata dua: bila dikelola dengan baik dan bijak akan jadi kemakmuran,
sebaliknya, bila dikelola secara serampangan akan menjadi malapetaka. Yang
sering terjadi, negara yang kaya akan sumber daya alam seperti Indonesia gemar
mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, tidak memperhatikan kaidah
keberlanjutan dan aspek lingkungan, bahkan cenderung korup serta memberi
konsesi lewat kolusi. Selain itu, negara yang kaya sumber daya alam cenderung
tidak memiliki industri yang kuat. Sebab, pengembangan sektor industri jadi
mahal dan tidak efisien, seperti dalam hal upah, karena harus bersaing dengan
sektor ekstraktif yang tampak lebih menjanjikan. Dalam khazanah teori ekonomi,
hal ini sering disebut “penyakit Belanda“ (Dutch disease) atau kutukan SDA.
Indonesia sendiri masih mengandalkan
barang mentah hasil eksploitasi sumber daya alam untuk diekspor. Bahkan, sektor
pertanian dan industri hanya mengekstrasi dan mengumpulkan hasil alam kemudian
diekspor dan hasil olahannya kembali masuk Indonesia, dengan harga yang jauh
lebih mahal. penguasaan dan pengelolaan SDA di Indonesia berada di sekelompok
orang saja yang menguasai lahan puluhan juta hektare, seperti pertambangan dan
perkebunan sawit menyebabkan timpangnya pendapatan masyarakat indonesia. hanya
beberapa orang asli indonesia saja yang berhasil mengelola SDA. Pengelolaan SDA
yang lain diambil alih oleh orang mancanegara yang mempunyai pengetahuan
mengelola SDA.
Dari fakta diatas
apakah benar Indonesia masuk dalam teori kutukan sumber daya alam? bagaimana
bunyi dari teori kutukan sumber daya alam? mengapa suatu negara bisa masuk
dalam kategori negara dengan kutukan sumber daya alam? Bagaimana ciri-ciri
negara yang terkena kutukan sumber daya alam? Negara-negara mana saja yang
terbukti masuk dalam kategoti negara dengan kutukan sumber daya alam? Bagaimana
cara menghentikan kutukan sumber daya alam?
mau lebih lengkapnya? ke email q saja: rohmee_mbs@yahoo.com